Tuhan Tidak Adil?

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.’” (QS Ali Imran: 190-191)

Saya sedang melihat-lihat arsip sms saya, dan kemudian terbacalah salah satu sms dari teman saya. Ia bertanya, mengapa ALLAH tidak adil? Apakah gagal itu memang sudah takdir saya? Mengapa ada orang miskin? Ingin mencoba menelaah, maka saya pergi ke warnet pagi-pagi untuk mengetik catatan ini.

Kita, sebagai manusia sering sekali egois dalam berpikir. Kelebihan manusia ini (berpikir) terkadang di salah gunakan. Dengan kemampuan berbahasa, begitu banyak orang mencerca-Nya. Saya tidak habis pikir.

ALLAH tidak adil? Saya agak kesal menjawab pertanyaan ini, tetapi semoga ini bisa memberikan penjelasan. Tidakkah setiap manusia merasakan keadilan-Nya di dunia ini? Kerapatan udara dibuat begitu pas agar manusia bisa dengan mudah menghirupnya. Bumi menjadi planet yang bisa dibumi dengan seluruh kekayaan alamnya. Fakta-fakta alam seperti tentang anomali air yang menolong makhluk hidup, dan masih banyak lainnya.

Masih bilang ALLAH tidak adil? ALLAH ‘menghajar’ semua penentang nikmatnya dalam Surat Ar-Rahmaan:
“Maka nikmat Tuhan manakah yang hendak kamu dustakan?”

Lalu, mengapa ada orang miskin? Apakah memang takdir mereka untuk miskin?

Lagi-lagi. Manusia selalu picik dalam memikirkan kemiskinan. Anda tahu Rasulullah SAW? Apakah ia orang kaya? Tidak bukan? Apakah kemudian ia hanya menjadi orang biasa? Rasulullah adalah manusia terhebat yang berhasil menyiarkan Islam ke seluruh dunia? Orang kayakah dia? Tidak!!

ALLAH telah menciptakan elemen-elemen masyarakat yang sangat baik sekali. Sekarang mari kita gunakan logika berpikir kita. Jika semua orang kaya, lalu, siapa yang menjadi pegawai? Siapa yang berkenan melayani masyarakat seperti tukang sampah, penjaga warung? Mana ada yang mau. Mereka akan tutup mata dan hanya ingin memuaskan nafsu dengan harta.

Sadarkah Anda, bahwa orang kaya bisa kaya karena orang miskin? Siapa yang akan menjual barang-barang kalau semua orang sudah kaya? Siapa yang mau menanam padi? Banyak pekerjaan yang ‘identik’ dengan orang miskin, padahal tanpa mereka, kita semua akan celaka.

Mari, sekali lagi, sadar, sadar, dan sadar. ALLAH maha Adil.

Saat kita merasa sedih, ketahuilah. Kita sedang diuji.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS Al-Baqarah: 214)

Hati-hati saudaraku. Kita sering tidak bersyukur. Padahal begitu banyak nikmat ALLAH yang selalu hadir dalam hidup kita setiap detik. Namun, masih saja kita mencerca-Nya hanya karena nafsu belaka.

“…..Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahim: 7)

Mari kembali merenungi diri kita. Semoga kita selalu diberi hidayah. Amiin ya ALLAh ya rabbal alamin.

One comment

  1. James · November 2, 2014

    Rasullah dan nyaris semua para nabi serta rasul sama sekali tidak miskin, juga tidak kaya, tapi ZUHUD, alias tidak menjadikan dunia sebagai prioritas utama. Dan itu adalah pilihan mereka untuk zuhud, dengan alasan mulia yang beliau2 sendiri yang paham, jadi bukan karena Allah hendak mendajikan mereka miskin, sama sekali bukan.

    Manusia adalah bagaimana informasi yang ada di kepala mereka.

Leave a reply to James Cancel reply